Pembelajaran Dengan Metode Tutor Sebaya (Peraya)
Dalam pembelajaran KKPI (komputer) di SMK sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru yang mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan/memberdayakan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah bentuk pembelajaran yang lain.
Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran tutor sebaya. Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38) menuliskan bahwa “pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama”. Sisi lain yang menjadikan KKPI dianggap siswa pelajaran yang agak sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru dan kemampuan dasar mereka dalam pelajaran komputer minim saat SMP dulunya. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Siswa juga lebih enak dan tidak canggung dalam bertanya tentang hal yang tidak/belum dipahaminya pada teman sendiri. Itulah sebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran KKPI (komputer) di kelas X materi dasar-dasar komputer dan software pengolah kata di SMK.
Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa “Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.”
Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat bahwa “Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria Djalil (1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilankarena dia bergaul dengan teman lainnya.” Pada standar kompetensi sistem operasi dan mengoperasikan software pengolah kata pada kelas X SMK Negeri 38 Jakarta peserta didik dibawa pada model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok-kelompok belajar / kelompok bimbingan. Setiap kelompok terdiri atas 3 sampai dengan 5 peserta didik dengan 1 (satu) orang pembimbing / mentor.
Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri.
2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya, atau disebut “mentor”.
3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi / kompetensi dasar. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi / pembahasan sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6. Untuk memotivasi siswa yang bertindak selaku mentor, maka saat ulangan praktik mereka para mentor tidak ikut ulangan, tapi hanya memantau/mengamati/menggunakan komputer yang tidak dipakai ulangan untuk mereka gunakan (boleh internetan, atau fb-an). Nilai mereka para mentor diambil dari nilai teman yang dibimbingnya. Contoh jika ada 4 siswa yang dibimbing, lalu keempatnya mendapat nilai di atas KKM, maka mentor mendapat nilai sesuai dengan nilai tertinggi dari 4 siswa yang dibimbingnya. Namun jika ada 1 siswa/temannya yang mendapat nilai di bawah KKM, maka mentor tersebut mendapat nilai sama dengan temannya yang nilai terendah tadi (di bawah KKM).
Dengan demikian siswa yang bertindak sebagai mentor akan berusah semaksimal mungkin membimbing temannya agar bisa / menguasai materi yang diberikan oleh guru. Sebab jika tidak ia akan mendapat nilai terendah / di bawah KKM, jika ada teman yang dibimbingnya mendapatkan nilai terendah.
Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, Miler (dalam Aria Djalil 1997:2.48) menuliskan saran penggunaan tutor sebaya sebagai berikut.
1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran matematika dapat mudah dipahami.
3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.
4. Gunakan cara yang praktis.
5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru.
6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor.
7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.
8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor sebaya.
9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.
dari berbagai sumber diantaranya: http://baliteacher.blogspot.com/2010/02/pembelajaran-dengan-methode-tutor-teman.html

Posting Komentar

 
Top