MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEARD TOGETHER)
Dunia pendidikan kita ditandai oleh dispartasi antara pencapaian academic standard dan performance standard.Faktanya, banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Dalam rangka mencapai kompetensi seperti yang diharapkan, guru perlu mempersiapkan pedoman dalam penyampaian materi, juga agar setiap langkah kegiatan pencapaian kompetensi untuk siswa dapat dilakukan secara bertahap, sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang optimal.Salah satu model pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi yakni model pembelajaran koopratif tife NHT.
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Menurut Stahl (1994) dalam bukunya ismail (2003ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:
a.       Belajar dengan teman
b.      Tatap muka antar teman
c.       Mendengarkan antar anggota
d.      Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
e.       Belajar dalam kelompok kecil
f.       Aktif berbicara atau mengemukakan pendapat atau gagasan
g.      Siswa membuat keputusan dan
h.      Siswa aktif
Sedangkan menurut Johnson (1984) belajar kooperatif mempunyai ciri-ciri:
a.       Saling ketergantungan yang positif
b.      Dapat dipertanggung jawabkan secara individu
c.       Heterogin
d.      Berbagin kepemimpinan
e.       Berbagi tanggung jawab
f.        
g.      Ditekankan pada tugas dan kebersamaan
h.      Mempunyai keterampilan dalam berhubungan social
i.        Guru mengamati dan
j.        Efektivitas tergantung pada kelompok
Dengan demikian dapat diringkas bahwa pembelajaran koopratif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Siswa belajar dalam kelompok, aktif mendengar, mengemukakan pendapat, dan membuat keputusan secara bersama
b.       Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah
c.        Jika dalam kelas terdapat siswa –siswab yang terdiri dari berbagai ras, suku, agama, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pun terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula
d.       Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada kerja perorangan.
Proses pembelajaran dengan model pembelajaran koopratif dimulai dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (3-5 siswa per kelompok). Setiap siswa ditempatkan didalam kelas sedemikian rupa sehingga antara annggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi dengan baik tampa mengganggu kelempok yang lain. Guru membanggi materi pelajaran, baik berupa lembar kerja siswa, buku, atau penugasan. Selanjutnya guru menjelasakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberika pengarahan tenteng materi yang harus dipelajari dan permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan. Siswa secara sendiri-sendiri mempeajari matepembelajara,dan jika ada kesulitan mereke saling berdiskusi dengan teman-temannya dalam kelompok. Untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, setiap siswa dalam kelompok ikut bertanggung jawab secara bersama, yakni dengan cara berdiskusi, saling tukar ide, pengetahuan dan pengalaman, demi tercapainya tujuan pembelajaran. sebagai tambahan, belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi (Slavin, 1995). Johnson (1994) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar koopratif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.Karena siswa belajar dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Louisell & Descamps, 1992).
Zamroni (2000) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar koopratif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar koopratif dapat mengembangkan solidaritas social dikalangan siswa. Dengan belajar koopratif, diharapkan kelak akan muncul generasi yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.
Dari uraian tentang pembelajaran kooperatif ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantung dalam struktus pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.Keberhasilkan pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, di mana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Number head together(NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen dan Ibrahim (1993) untuk melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahimmengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
a)      Pembentukan kelompok
b)      Diskusi masalah
c)      Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
                                                                                                                
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Menurut Nurhadi (2004;121) pembelajaran tipe NHT dikembangkan dengan melibatkan siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut.Tahapan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT diungkapkan oleh Nurhadi (2004;121) dalam 4 langkah sebagai berikut:
1.Penomoran (Numbering)
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi mereka nomor yang berbeda.Pemberian nomor pada siswa disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam kelompok itu.
2.Pengajuan Pertanyaan (Questiening)
Guru mengajukansebuahpertanyaan kepada siswa.Pertanyaan yang dapat bervariasi. Pertanyaan dapat  bersifat spesifik dan dalam bentuk kalimat  Tanya. Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?”Atau berbentuk arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota provinsi yang terletak di pulau sumatra.
3.Berfikir Bersama (Heads Together)
Para siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut.
4.Pemberian Jawaban (Answering)
Guru memanggil satu nomor tertentu kemudian siswa dari  tiap kelompok  dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karna dalam tipe pembelajaran ini siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda dan tiap anggota tahu bahwa hanya satu murid yang dipanggil untuk mempresentasikan jawaban.Setiap kelompok melakukan diskusi untuk berbagi informasi antar anggota sehingga setiap anggota mengetahui jawabannya.
Nanang (2009) mengemukakan empat langkah yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1.      Peserta didik dibagi dalam kelompok setiap peserta didik dalam setiap kelompok tersebut mendapat nomor.
2.      Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
3.      Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawabanya.
4.      Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
5.      Tanggapan dari teman yang lain kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
6.      Kesimpulan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1.         Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2.         Memperbaiki kehadiran
3.         Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar
4.         Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5.         Konflik antara pribadi berkurang
6.         Pemahaman yang lebih mendalam
7.         Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8.         Hasil belajar lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono, Agus. 2009 .Cooperative learning (teori & aplikasi paikem) . Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Hanafiah, nanang & Cucu sahan .2009 .Konsep strategi pembelajaran .Bandung: Reflika aditama.
Irzani.2009 .Strategi belajar mengajar matematika .Mataram: Media grafindo press. 
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Posting Komentar

 
Top