A. Pengertian Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD
Pada dasarnya pengertian
pembelajaran kooperatif secara umum banyak
dikemukakan oleh para ahli diantaranya : Pembelajaran kooperatif adalah
sikap siswa atau perilaku bersama, kadang-kadang harus diperhatikan oleh guru
atau membantu diantara sesama, dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompoknya yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling kerja sama
(Stahl,1994). Sedangkan,
Jhonson
& Jhonson (1994) mengemukakan pembelajaran kooperaif adalah mengerjakan
sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim
untuk mencapai tujuan bersama. Sunal & Hass(1993) pembelajaran kooperatif
merupakan pendekatan serangkaian strategi yang khusus di rancang untuk member
dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses
pembelajaran
Pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) merupakan pendekatan Cooperatif
Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
saling memotivasi dan saling membantu dalam mengusai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division ( STAD ) ini merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran koop
eratif
dengan menggunakan kelompok-kelompok 4-5 orang secara heterogen.
STAD merupakan salah
satu system pembelajaran kooperatif yang didalamnya siswa dibentuk kedalam
kelompok belajar yang mempunyai tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang
berbeda. Guru memberikan pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompok
masing- masing untuk memastikan bahwa angota kelampok telah menguasai pelajaran
yang telah diberikan kemudian siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan
dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya. Ibrahim dkk (
2000: 20 – 21 ) mentatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model
pembelajaran yang .paling sederhana.
guru yang mengunakan STAD juga mengacu kepada belajar kelompok siswa,
menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan
persentasi perbal atau teks ( dapat dipertanggung jawabkan ).
Pembelajaran
STAD Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,
kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Slavin ( dalam Nur, 2000: 26
) menyatakan bahwa pada STAD siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Akhirnya seluruh siswa
dikenai kuis tentang materi itu dengan
catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe inilah yang akan
diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division ( STAD ) yang dikembangkan oleh Robert Slavin
dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin ( dalam Slavin, 1995 ) merupakan
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran
kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan
pembelajaran kooperatif. Tipe yang dikembangkan Slavin ini merupakan salah satu
tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara sisiwa untuk saling memotivasi dan
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal. Menurut Nur dan Wikandari (2000: 31 – 32 ), STAD terdiri dari siklus
kegiatan pengajaran seperti berikut ini:
n Mengajar:
menyajikan pelajaran
n Belajar
dalam tim: siswa bekerja didalam tim mereka denagn dipandu oleh lembar kegiatan
siswa untuk menuntaskan materi pelajaran.
n Tes:
siswa mengerjakan kuis atau tugas cara indipidual
n Pengargaan
tim: sekor tim dihitung berdasarkan sekor peningkatan angota tim, dan srtivikat, laporan berkala
kelas, atau papan pengumunan digunakan
untuk member pengargaan kepada tim yang berhasil mencetak sekor tinggi.
Pada
proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang
meliputi :
1.
Tahap penyajian materi,
dimana pada tahap ini guru memulai dengan menyampaikan indicator yang harus
dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan
dipelajari, serta dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan
mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari sebelumnya.
Dalam pengembangan materi
pembelajaran perlu ditekankan hala-hal sebagai berikut :a) mengembangkan materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, b)
menekankan bahwa pelajar adalah memahami makna dan bukan hapalan, c) memberikan
umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, d) memberikan
penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, e) beralih kepada
metari selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada.
2.
Tahap kerja kelompok,
pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan
dipelajari, dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu
memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompaok dapat memahami matri yang
dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sabagai hasil kerja kelompok. Sementara
guru berserang sebagai pasilitator dan motipator kegiatan setiap kelompok
3.
Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes pada individual mengenai
materi yang telah dibahas
4.
Tahap perhitungan sekor
perkembangan induvidu, dihitung berdasarkan skor awal,
5.
Tahap pemberian pengargaan kelompok,
yaitu pemberian pengarggaan kepada kelompok dimana pengargaan masing – masing
kelompok diberiakan berdasarkan sekor rata – rata yang diperoleh dengan
menyebutnya sebagai kelompok baik, hebat dan super.
B. Persiapan – persiapan yang dilakukan
dalam tipe STAD
Seperti halnya pembelajaran yang lainnya, pembelajaran kooperatif tipe
STAD ini juga membutuhkan persiapan-persiapan
yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Persiapan-persiapan tersebut antara lain :
a.
Perangkat Pembelajaran
Sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan perangkat
pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran ( RP ), Buku Siswa, Lembar
Kegiatan Siswa ( LKS ) beserta lembar jawabannya.
b.
Membentuk Kelompok Kooperatif
Menentukan anggota kelompok
diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan
antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Tentunya di dalam
kelas ada terdiri dari sparuh laki-laki dan separuh perempuan, tiga perempat
kulit putih, dan seperempat minoritas boleh saja membentuk kelompok yang
terdiri dari empat orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan, dan
tiga siswa kulit putih serta satu siswa minoritas. Kelompok tersebut juga harus
terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi,seorang siswa berprestasi rendah,
dan dua lainnya berprestasi sedang. Tentunya berprestasi tinggi, adalah sebuah
terminologi yang relatif, ini berarti tinggi untu kelas yang bersangkutan,
tidak perlu tinggi bila dibandingkandengan norma-norma nasional. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif
perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang social.
Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka
pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu :
1.
Siswa dalam kelas terlebih dahulu
di-ranking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran matematika. Tujuannya adalah
untuk mengurutkan sisiwa sesuai kemampuan matematika dan digunakan untuk
mengelompokkan sisiwa ke dalam kelompok.
2.
Menentukan tiga kelompok dalam
kelas yaitu kelompok atas, kelompok
menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa
yang diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa
yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas,dank elompok bawah
sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu tersiri atas siswa setelah diambil
kelompok atas dan kelompok menengah.
c.
Menentukan Skor Awal
Skor awal yang
dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor
awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih
lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat
dijadikan skor awal.
d.
Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif
perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat
menimbilkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas
koopratif.
e.
Kerja Kelompok
Untuk mencegah hambatan pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama
kelompok. Hal ini bertujuan untuk labih jauh mengenalkan masing-masing individu
dalam kelompok.
C. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tipe STAD
1. Persiapan
materi dan penerapan Siswa dalam
kelompok
Sebelum
menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang
akan dipelajari siswa dalam kelompok-klompok kooperatif. Kemudian menetapkan
siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4-5 orang, aturan heterogenitas dapat
berdasarkan pada :
a.
Kemampuan akademik ( pandai, sedang dan
rendah ) yang didapat dari hasil akademik ( skor awal ) sebelumnya. Perlu
diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari
siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b.
Jenis kelamin, latar belakang social,
kesenangan bawaan / sifat ( pendiam dan aktif ).
2. Penyajian
Materi Pelajaran
a.
Pendahuluan
Disini perlu dtekankan apa yang akan
dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasika hal yang penting untuk
memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka
pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode
pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan
untuk mengikuti tes berikutnya. Yang mana guru memulai dengan menyampaikan
indicator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa yang
terkait dengan materi yang akan disampaikan. Dilanjutkan dengan memberikan
persepsi dengan tujuan untuk mengingatkan
siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat
menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki. Mengenai tekhnik penyajian materi pelajaran dapat dilakukan secara
klasikal . Hal ini merupakan pengajaran seperti yang seringkali dilakukakn atau
disuse pelajaran yang di pimpin oleh guru, tetapi bias juga memasukkan
persentasi audiovisual. Bedanya persentase kelas dengan pengajaran biasa
hanyalah bahwa persentasi tersebut haruslah benar-benar berfocus pada unit
STAD. Lamanya presentasi dan berapa kali harus dipresentasikan bergantung pada
kekomplekkanmateri yang akan dibahas.
b.
Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai
yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk mamahami
makna bukan hafalan. Pertanyaan-pertanyaan diberikan penjelasan tentang benar
atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih konsep yang
lain. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ini, antara
lain :
n Tetaplah
selalu pada hal-hal yang akan disampaikan agar dapat dipelajari oleh siswa.
n Fokuskan
pada pemaknaan, bukan penghafalan.
n Demonstrasikan
secara aktif konsep-konsep atau skil-skil, dengan menggunakan alat bantu
visual, cara-cara cerdik, dan contoh yang banyak.
n Nilailah
siswa sesering mungkin dengan memberikan banyak pertanyaan.
n Jalaskan
mengapa sebuah jawaban bisa salah atau benar, kecuali jika memang sudah sangat
jalas.
n Berpindahlah
pada konsep berikutnya begitu para siswa telah menangkap gagasan utamanya.
c.
Praktek terkendali
Praktek
terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa
mengerjakan soal atau contoh dan mempersiapkan jawaban terhadap
pertanyaan/soal,, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan
masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu
yang lama.
3. Kegiatan
kelompok
Guru
membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa.
Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif.
Guru member bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab
pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan
masalah yang akan dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi,
kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu
dalam memahami materi pelajaran. Siswa diminta untuk merespon satu rangkaian
soal sambil guru mengamati kalau terjadi miskonsepsi. Pada latihan terkontrol
ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Pengembangan
dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan total waktu 20 menit. Guru
harus memasukkan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual
berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari.
Adapun tugas dan tanggung jawab setiap
kelompok terhadap kelompoknya yaitu :
n Setiap
anggota kelompok memilikitanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu
kelompok mereka telah mempelajari materinya.
n Setiap
kelompoktidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua anggota
kelompokmenguasai pelajaran tersebut,
n Setiap
anggota kelompok harus meminta bantuan kepada teman angota kelompoknya, apabila
belum paham
4. Evaluasi
Dilakukan
selama 45-60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan
kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes,
siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu. Hasil evaluasi digunakan
sebagai nilai perkembangan individu dan
disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
Adapun prosedur yang dapat dilakukan
diantaranya:
n Bagikan
soal, berupa soal kuis dan waktu yang sesuai kepada siswa untuk
menyelesaikannya dan tidak boleh kerjasama
n Biarkan
siswa saling bertukar kertas dengan anggota kelompo lain, ataupun mengumpulkan
kuisnya untuk dinilai setelah kelas selesai.
5. Penghargaan
kelompok
Setiap
anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil
nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam
tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6. Perhitungan
ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian ( 3-4 minggu )
dilakuka perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru.
Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman
yang lain.
Materi Matematika yang Relevan dengan
STAD
Materi-materi
matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions ( STAD ) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta,
konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggi dan juga
hafalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam dll. Dengan
penyajian materi yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajran
kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Langkah pembelajaran kooperatif
tipe STAD ( Nur dan Wikandari, 2000: 32-35)
a.
Bagilah kelompok ke dalam
kelompok-kelompok masing-masing terdiri dari empat atau lima anggota. Sebaiknya
empat anggota, karena membuat kelompok terdiri dari lima anggota hanya apabila kelas
tidak dapat dibagi habis dengan empat anggota. Untuk menempatkan siswa dalam
kelompok, urutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akdemik
tertentu dan bagilah daftar siswa yang telah urut itu menjadi empat. Kemudian
ambil satu siswa dari tiap perempatan
itu sebagai anggota tiap kelompok, pastikan bahwa kelompo-kelompok yang
terbentuntuk itu brimbang menurut jenis klamin dan asal suku.
b.
Buatlah lembar kegiatan siswa ( LKS )
dan kuis pendek untuk pelajaran yang anda rencanakan untuk diajarkan. Selama
belajar kelompok ( satu atau dua peroiode kelas ) tugas anggota kelompok adalah
menguasai secara tuntas materi yang akan dipresentasikan dan membantu anggota
kelompok menguasai secara tuntas materi
tersebut. Siswa mendapat LKS atau materi pelajaran lain yang dapat
digunakan untuk latihan keterampilan yang sedang diajarkan dan menilainya
sendiri dan anggota kelompoknya.
c.
Pada saat anda mnjelaskan STAD, kepada
kelas anda, bacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok.
n Mintalah
anggota kelompok bekerja sama mengatur bangku atau meja-kursi mereka, dan
berikan kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama kelompok mereka.
n Bagilah
LKS atau materi belajar lain ( dua set
untuk tiap kelompok ).
n Anjurkan
agar siswa pada tiap-tiap kelompok bekerja dalam duaan ( berpasangan ) atau
tigaan. Apabila mereka sedang mengerjakan soal, setiap siswa dalam suatu
pasangan atau tigaan hendaknya mengerjakannya diantara teman dalam pasangan
atau tigaan itu. Apabila ada siswa yang tidak dapat, mengerjakan soal itu, teman
satu kelompok siswa itu memiliki
tanggung jawab untuk menjelaskan soal itu. Apabila siswa-siswa itu sedang mengerjakan soal-soal jawaban singkat,
meeka dapat saling mengajukan pertanyaan
diantara satu kelompok, partner secara
bergantian memegang lembar jawaban atau menciba menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu.
n Beri
penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar
sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota kelompok mereka dapat menjawab 100%
benar soal-soal kuis tersebut.
n Pastikan
siswa memahami bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk diisi dan dikumpulkan.
Oleh karena itu, penting bagi siswa pada akhirnya diberi lembar kunci jawaban
LKS untuk mengecek pekerjaan mereka sendiri dan teman satu kelompok mereka pada saat mereka belajar.
n Berikan
kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya
saling mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban itu.
n Apabila
siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka untuk mengajukan pertanyaan itu
kepada teman satu kelompok mereka sebelum mengajukan kepada anda.
n Pada
saat siswa bekerja dalam kelompok, berkelilinglah di dalam kelas, berikanlah pujian kepada
kelompok yang bekerja baik dan secara bergantian duduklah bersama tiap kelompok
untuk memperhatikan bagaimana angota-anggota tim itu bekerja.
d.
Bila tiba saatnya memberikan kuis,
bagikan kuis atau bentuk evaluasi yang lain, dan berikan waktu yang cukup
kepada siswa untuk menyelesaikan tes itu. Jangan mengijinkan siswa untuk
bekerja sama pada saat mengerjakan kuis itu;pada saat ini mereka harus
menunjukkan bahwa mereka telah belajar sebagai individu.mintalah siswa
menggeser tempat duduknya lebih jauh
bila hal ini dimungkinkan.salah satu cara dapat ditempuh,meminta siswa saling
menukarkan pekerjaan mereka dengan siswa anggota tim lain atau mengumpulkan
pekerjaan itu untuk anda periksa sendiri pada kesempatan lain.
e. Buatlah
skor individual dan skor tlm.skor tim pada STAD didasaarkan pada peningkatan
skor anggota tim dibandingkan dengan
skor yang lalu mereka sendiri.sesegera mungkin setelah tiap kuis,anda
seharusnya menghitung skor peningkatan
individual dan skor tim,dan mengumumkan
skor tim itu secara tertulis dipapan pengumuman atau cara lain yang
sesuai.apabila mungkin,pengumuman skor
tim itu dilakukan pada pertemuan pertama setelah kuis tersebut.hal
ini membuat hubungan antara bekerja dengan baik dan
menerima pengakuan jelas bagi siswa,meningkatkan motivasi mereka untuk
melakukan yang terbaik.hitunglah skor
tim dengan menjumlahkan poin peningkatan yang diperoleh tiap anggota tim
dan membagi jumlah itu dengan jumlah anggota tim yang mengerjakan kuis itu.
f. Pengakuan
kepada prestasi tim . segera setelah anda menghitung poin untuk tiap siswa dan
menghitung skor tim.anda hendaknya mempersiapkan semacam pengakuan kepada tiap
tim yang mencapai rata-rata peningkatan 20 atau lebih.anda dapat memberikan
sertifikat kepada anggota tim atau mempersiapkan suatu peragaan dalam papan
penumuman.penting untuk membantu siswa menghargai skor tim. Minat anda sendiri yang besar terhadap
skor tim akan membantu. Apabila anda memberikan lebih dari satu kuis dalam satu
minggu,kombinasikan hasil-hasil kuis itu kedalam satu skor mingguan. Setelah 5
atau 6 minggu penerapan STAD,aturlah ulang siswa kedalam tim-tim baru. Hal ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dengan teman sekelas yang lain
dan menjaga program pengajaran tetap segar. Setiap model-model pembelajaran
,pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga pada model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Adapun kelebihan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah:
n dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
n dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa,
n dapat
meningkatkan kreatifitas siswa,
n dapat
mendengar,menghormati,serta menerima pendapat siswa lain,
n dapat
mengurangi kejenuhan dan kebosanan,
n dapat
mengdentifikasikan perasaannya juga perasaan siswa lain,
n dapat
meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan
dirinya untuk saling memahami dan saling
mengerti.
E. Keunggulan dan Kekurangan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Keunggulan dari metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan
dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu,
sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang
lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Selain kelebihan, pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini juga memiliki kekurangan, antara lain:
1.
setiap siswa harus berani berpendapat
atau menjelaskan kepada teman-temannya,
2.
siswa akan sedikit ramai ketika
perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli).
F. Menghitung Skor Individu dan
kelompok
Menurut Slavin ( dalam
Ibrahim, dkk. 2002 ) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti pada table di bawah
ini :
TABLE PERHITUNGAN SKOR PERKEMBANGAN
Nilai Tes
|
Skor
Perkembangan
|
Lebih dari 10
poin di bawah skor awal……
|
0 poin
|
10 poin di
bawah sampai 1 poin di bawah skor awal…..
|
10 poin
|
Skor awal
sampai 10 poin di atas skor awal……
|
20 poin
|
Lebih dari 10
poin di atas skor awal
|
30 poin
|
Nilai sempurna
( tanpa memperhatikan skor awal )…..
|
30 poin
|
Menghitung
Skor Kelompok
Skor
kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota
kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor pekembangan yang diperoleh anggota
kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor
perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti yang tercantum pada
tabel di bawah ini :
TINGKAT
PERKEMBANGAN KELOMPOK
Rata-rata
kelompok
|
Predikat
|
0
≤ x ≤ 5
|
-
|
5
≤ x ≤ 15
|
Kelompok
baik
|
15
≤ x ≤ 25
|
Kelompok
hebat
|
25
≤ x ≤ 30
|
Kelompok
super
|
Perhatikan
bahwa, kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk menjadi Kelompok
yang Sangat Baik sebagian besar anggota tim harus memiliki skor di atas skor
awal mereka, dan untuk menjadi Kelompok yang Super sebagian besar anggota
Kelompok harus memiliki skor setidaknya 10 poin di atas skor dasar mereka
DAFTAR
PUSTAKA
nSlavin,
Robert E. 2005. Cooperatif Learning (Teori riset dan Praktik). Bandung : Nusa
media.
nTrianto.2009.
Mendesain
Model pembelajaran Inovatif progresif. Surabaya : Prenada media.
nIrzani.2009.Strategi
Belajar Mengajar Matematika.Yogyakarta : Media Grafindo Press.
Posting Komentar